Bukan Sekedar Rajin Baca Dan Tau Fadilahnya, Tapi Juga Penting Memahami Shighat Bacaan Shalawat Untuk Nabi Muhammad


Pernah suatu saat ada seorang pendeta mengatakan alasan dirinya memeluk agama Kristen. Ia sebelumnya beragama Islam, dan dalam ceramahnya dihadapan jemaat umat Kristiani, pendeta tersebut menerangkan keunggulan Yesus (Isa dalam agama Islam) atas Nabi Muhammad berdasarkan kalimat shalawat.

Dalam uraiannya, pendeta ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad ini seorang yang tidak berdaya. Hal ini bisa dilihat dari arti lafadz sholawat, seperti :

اللهم صل على محمد
"Yaa Allah, berikan rahmat pada nabi Muhammad".

Berbeda dengan sighat sholawat pada nabi Isa, yakni dengan ungkapan,

عليه السلام
"Padanya (Isa) keselamatan".

Begitulah pendeta yang notabene asal agamanya islam, lantaran tidak bisa memahami makna tersirat dari bentuk kalimat sholawat, hingga membawa dirinya pada kemusyrikan dengan berpindah keyakinan.

Dalam catatan kitab Ithafus Sadatil Muttaqin, syarah dari kitab Ihya' Ulumiddin, Syaikh Zabidi menerangkan. Bentuk dari sighat sholawat kepada baginda Nabi Muhammad ini mendudukkan perkara dengan tepat, dimana Rasulullah meski menyandang predikat sayyidul anbiya' wal mursalin, posisinya tetaplah sebagai seorang hamba yang senantiasa membutuhkan rahmat dari Allah. Dengan demikian, umat Islam tidak akan mengalami kecelakaan sebagaimana umat Nashrani (Kristen), dengan melihat mukjizatnya nabi Isa, seperti kemampuan menyembuhkan penyakit, hingga sampai menghidupkan orang mati, menyebabkan penghormatannya menganggap Isa sebagai anak Tuhan.

Mengingat kecerobohan umat Nasrani, Rasulullahpun mewanti-wanti umatnya. Berdasarkan riwayat Umar bin Al-Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, Aku mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku seorang hamba, maka katakanlah: Abdullah (hamba Allah) dan rasul-Nya."  (HR, Imam Bukhari).

Dalam urusan mukjizat, kendati hakikatnya Nabi Muhammad jauh memiliki kemampuan sebagaimana yang dimiliki Nabi Isa sendiri. Diterangkan dalam kitab Maudhtul Mukminin, ringkasan kitab Ihya'. Umar pernah mengatakan, bahwasannya Rasulullah pun sebenarnya mampu menghidupkan sesuatu yang sudah mati (termasuk manusia). Bukti akan hal itu terlihat pada waktu tulang yang telah dimasak bisa berbicara langsung pada Nabi, bahwa masakan itu telah beracun. Pun demikian persoalan menyembuhkan penyakit, banyak hadits yang menerangkannya, diantaranya peristiwa Abu Bakar yang digigit ular saat berada digua Tsur.

Tentang sholawat, kiranya sudah cukup banyak fadilah serta faidah bagi mereka yang membacanya. Bahkan Rasulullah telah memberikan jaminan syafaatnya nanti di hari kiamat bagi siapapun yang membaca shalawat kepadanya. Adapun mengenai persoalan menyandingkan dengan keluarganya, itu hanyalah bagian dari perbedaan sudut pandang, kendati benar adanya hadits yang menyatakan : "Siapapun yang bersholawat pada Nabi tanpa menyertakan keluarganya maka terpotong". 

Terlepas dari perbedaan tersebut, membaca sholawat, terlebih juga memahami sighat sholawat, jauh lebih urgen dari sekedar mengoreksi bacaan sholawat. Harapan besar dari membaca sholawat ialah diakui Nabi Muhammad, dan terdaftar sebagai umat yang berhak mendapat syafaatnya nanti di hari kiamat.

Moh. Ghofur Hasbulloh
Pegiat Literasi Pesantren

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Luar Biasa! Sebagai Upaya besarkan Nama NU, Banser Kecamatan Pakem Dirikan Usaha Sekaligus Kantor

Membaca Peluang Koperasi Desa Merah Putih : Antara Harapan dan Kegagalan

MWC NU Pakem Bondowoso Bersama Banom Gelar Rutinan Perdana di Desa Tertinggi Wilayahnya